Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Juni 2014

diabetes melitus

ABSTRAK Pasien diabetes komplikasi hipertensi, selain mengkonsumsi obat antidiabetes seperti glibenklamid, juga mengkonsumsi ramuan tradisional selama proses pengobatan. Tidak menutup kemungkinan mereka juga rajin mengkonsumsi teh celup Rosella. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan teh celup Rosella merk “D” terhadap daya kerja glibenklamid yang diberikan 60 menit sebelum glibenklamid maupun diberikan secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang terbagi menjadi lima kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif. Kelompok II diberi glibenklamid sebagai kontrol positif dosis 0,45 mg/kgBB. Kelompok III sebagai kontrol rosella dosis 0,36 g/kgBB. Kelompok IV diberi glibenklamid dan seduhan teh celup rosella secara bersamaan. Kelompok V diberi glibenklamid 60 menit setelah pemberian seduhan teh celup rosella. Pemberian dilakukan peroral dimana induksi menggunakan glukosa dosis 4,5 g/KgBB agar tikus mengalami hiperglikemik. Pengambilan darah melalui vena ekor tikus pada menit ke (-75), (-45), 0, 60, 120, 180, dan 240. Kadar glukosa darah diukur dengan alat On Callplus. Efek penurunan kadar glukosa darah ditunjukkan dengan menghitung LDDK0-240. Data yang didapat diuji statistik dengan uji Levene, uji Kolmogorof-Smirnov, dan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian glibenklamid secara bersamaan setelah pemberian pemberian seduhan teh celup rosella merk “D” dosis 0,36 g/KgBB dapat menurunkan daya kerja glibenklamid sebesar 22,17% , sedangkan jika glibenklamid diberikan dengan selang waktu 60 menit setelah pemberian seduhan teh celup rosella merk “D” dosis 0,36 g/KgBB dapat menurunkan daya kerja glibenklamid sebesar 13,20%. Kata kunci : rosella, glibenklamid, antidiabetes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar