Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Juni 2014

VALIDASI BAHAN BAKU ‘JAHE’

VALIDASI BAHAN BAKU ‘JAHE’ A. Validasi Bahan Baku Validasi bahan baku adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. B. Validasi Bahan Baku Jahe Validasi bahan baku jahe terdiri atas beberapa tahapan yaitu: 1. Validasi rimpang jahe 2. Validasi simplisia jahe 3. Validasi ekstrak jahe 1. Validasi Rimpang Jahe a. Syarat Umum No Jenis Uji Persyaratan 1 Organoleptik Bau aromatik khas jahe dan rasa pedas khas jahe 2 Kesegaran jahe Segar 3 Rimpang bertunas Tidak ada 4 Kenampakan irisan melintang Cerah 5 Bentuk rimpang Utuh 6 Serangga hidup dan tanaman lain Tidak ada b. Syarat Khusus No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Rimpang yang terkelupas kulitnya (R/jml R), maks. % 5 2. Rimpang busuk (R/jml R % 0 3. Kadar abu, maks. % 5 4. Kadar ekstrak yang larut dalam air, maks. % 15,6 5. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol min % 4,3 6. Benda asing, maks. % 2 7. Kadar minyak atsiri, min. % 1,5 8. Kadar timbal, maks mg/kg 1 9. Kadar arsen mg/kg Negatif 10. Kadar tembaga mg/kg 30 11. Angka lempeng total Koloni/g 1 x 107 12. Telur nematode Butir/g 0 13. Kapang dan khamir Koloni/g Maks 104 2. Validasi Simplisia Jahe a. Syarat Umum 1. Organoleptis Bau aromatik khas jahe dan rasa pedas khas jahe. 2. Tidak ada serangga hidup, hama dan penyakit lain 3. Makroskopis Irisan melintang dengan penampakan makroskopis rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang, cabang pendek, pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang 5 cm sampai 15 cm, umumnya 3 cm sampai 4 cm, tebal 1 mm sampai 6,5 mm, umumnya 1 mm sampai 1,5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang ada serat yang bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari, endodermis, stela yang lebar, banyak tersebar berkas pembuluh berupa titik keabu-abuan dan sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan. 4. Mikroskopis Penampakan secara mikroskopis seperti terlihat pada gambar. Di bawah epidermis terdapat hypodermis. Periderm terdiri dari beberapa lapis sel gabus. Korteks terdiri dari parenkim isodiametrik, dinding sel tipis; berkas pembuluh tersebar; banyak idioblas, sel idioblas hampir bulat, dinding berkutikula, garis tengah 40 μm sampai 80 μm, berisi damar minyak, warna kuning kehijauan sampai jingga atau berwarna coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Endodermis terdiri dari sel dengan dinding radikal agak menebal, tidak berisi pati. Berkas pembuluh kolateral dan fibrovasal; berkas pembuluh yang terdapat langsung di sebelah dalam endodermis tersusun teratur dalam satu deretan, berkas hampir bersentuhan satu sama lain, umumnya tanpa serabut. Stela terdiri dari sel parenkim berdinding tipis, berkas pembuluh kolateral dan tersebar, idioblas minyak seperti pada korteks. Xilem terdiri dari sedikit pembuluh spiral dan pembuluh jala, tidak berlignin, garis tengah lebih kurang 70 μm. Floem berkelompok, Serabut berkelompok, dinding tipis panjang sampai lebih kurang 600 μm, lebar sampai lebih kurang 30 μm, bernoktah berbentuk celah miring. Idioblas bentuk prisma, panjang sampai lebih kurang 130 μm, lebar 8 μm sampai 20 μm, tunggal atau dalam deretan sejajar dengan sumbu berkas pembuluh, berisi zat berwarna coklat kemerahan tua. Butir pati memenuhi parenkim korteks dan parenkim stele; butir, tunggal, bentuk bulat telur pipih sampai hampir segi empat, hilus terdapat pada tonjolan di ujung butir; panjang 5 μm sampai 60 μm, umumnya 15 μm sampai 30 μm, lebar sampai lebih kurang 25 μm, tebal sampai 7 μm, lamela melintang. Gambar Penampang melintang rimpang jahe Keterangan gambar: 1. epidermis, 7. butir pati, 2. hypodermis, 8. endodermis, 3. periderm, 9. serabut sklerenkim, 4. parenkim korteks, 10. berkas pembuluh, 5. sel eksresi, 11. parenkim silinder pusat. b. Syarat Khusus No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Kadar pestisida organoklorin, maks. mg/kg 0,1 2 Jumlah telur nematoda butir/g 0 Cara Uji : 1) Kadar Pestisida Organoklorin Cincang cuplikan kemudian masukan 50 g ke dalam blender. Tambahkan 100 ml toluene dan 50 ml 2-propanol, lumatkan minimal selama 3 menit. Endapan tuangkan melalui corong yang diberi wol kuarsa. Pindahkan ekstrak ke dalam corong pisah. Tambahkan 250 ml larutan natrium sulfat 2%. Kocok selama 1 menit, biarkan terpisah, buang lapisan air, biarkan emulsi dalam corong pisah. Ulangi pencucian dengan 250 ml larutan natrium sulfat 2%, buang fase air dan biarkan lapisan emulsi yang terjadi tetap dalam corong pisah. Masukkan 10 ml fase toluena ke dalam tabung reaksi bertutup kaca. Tambahkan 1 g penyerap campuran. Tutup tabung dan kocok kuat-kuat selama 1 menit – 2 menit. Saring melalui kertas saring. Suntikkan 1 mikroliter – 5 mikroliter saringan ke dalam kromatografi gas. Suntikkan oncolumn atau menggunakan insert pyrex. Bandingkan waktu retensi dan tinggi atau luas puncak yang diperoleh dari ekstrak cuplikan dengan baku pembanding. 2) Jumlah Telur Nematoda Cuplikan ditimbang dengan jumlah tertentu kemudian dicuci bersih dengan larutan garam jenuh. Hasil cucian disaring dengan saringan teh kemudian dilanjutkan dengan mikrofilter. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam slide Mc Master dan didiamkan selama 5 menit. Melalui mikroskop jumlah telur dihitung pada 1, 2, 3, 4, dan 5 strip. Hasil perhitungan pada strip 1, 2, 3, 4 dan 5 dikalikan dengan 300, 150, 75, dan 60, kemudian dibagi dengan bobot cuplikan kering. Hasil yang diperoleh merupakan nilai terhitung per gram cuplikan. 3. Validasi Ekstrak Jahe a. Parameter Spesifik Ekstrak 1) Parameter identitas ekstrak : kandungan kimia ekstrak jahe terutama kandungan kimia yang bertanggungjawab terhadap efek farmakologinya (kandungan secara kualitatif). Kandungan kimia yang terkandung dalam jahe antara lain minyak atsiri, Zingiberen dan zingiberole menguap (zat pedas gingerol). 2) Parameter Organoleptik Ekstrak • Bentuk : kental • Warna : coklat • Bau : aromatik khas jahe • Rasa : pedas 3) Kadar ekstrak yang larut air : minimal 15,6% Cara Uji : Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml air kloroform (campurkan 2,5 ml kloroform dengan air secukupnya hingga 1000 ml, kocok hingga larut), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring dan uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditera, panaskan sisa pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Hitung kadar ekstrak yang larut dalam air (dalam %), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. Kadar ekstrak yang larut dalam air (atas dasar cuplikan kering): Persen Berat = 100 (W1-W2)/W Keterangan: W1 = berat cawan dan isinya dalam gram W2 = berat cawan kosong dalam gram W = berat dalam gram cuplikan kering untuk pengujian 4) Kadar ekstrak yang larut etanol : minimal 4,4% Cara Uji : Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml etanol (95%) menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditera, panaskan sisa pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Hitung kadar ekstrak yang larut dalam etanol (95%) (dalam persen) dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol (atas dasar cuplikan kering): Persen Berat = 100 (W1-W2)/W Keterangan: W1 = berat cawan dan isinya dalam gram W2 = berat cawan kosong dalam gram W = berat dalam gram cuplikan kering untuk pengujian 5) Kadar minyak atsiri : minimal 1,5% Dapat dilakukan uji dengan kromatografi gas. 6) Pola Kromatografi Lapis Tipis (KLT) No hRx Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm Tanpa Pereaksi Dengan Pereaksi Tanpa Pereaksi Dengan Pereaksi 1 48-58 - Lembayung - Lembayung 2 69-78 - Biru lembayung - Biru lembayung 3 87-97 - Lembayung - - 4 115-121 - Biru - - 5 130-138 - Biru lembayung - - 6 171-178 - Biru lembayung - Biru lembayung lemah 7 179-186 - Biru lembayung - Biru lembayung lemah Cara uji : Sebanyak 20 mg serbuk rimpang dimikrodestilasikan pada suhu 240oC selama 90 detik menggunakan tanur TAS. Hasil mikrodestilasi ditempatkan pada titik pertama dari lempeng KLT silika gel GF254. Serbuk rimpang sebanyak 300 mg dicampur dengan 5 ml metanol dan dipanaskan pada penangas air selama 2 menit, didinginkan, disaring lalu endapan dicuci dengan metanol hingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik kedua dari lempeng KLT ditotolkan 20 μl filtrat dan pada titik ketiga ditotolkan 10 μl zat warna I. Elusi lempeng KLT dengan dikloroetana dengan jarak rambat 15 cm, lalu lempeng dikeringkan di udara selama 10 menit. Elusi lagi lempeng yang telah kering dengan benzena dengan arah elusi dan jarak rambat yang sama. Amati lempeng dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Lempeng disemprot dengan anisaldehida-asam sulfat, kemudian dipanaskan pada suhu1100C selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. b. Parameter Nonspesifik Ekstrak No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Kadar air, maks % 10 2 Kadar abu, maks % 5 3 Kadar abu yang tidak larut asam, maks % 3,9 4 Kadar timbal mg/kg negatif 5 Kadar arsen mg/kg negatif 6 Kadar tembaga, maks mg/kg 30 7 Kadar aflatoksin, maks mg/kg 30 8 Angka lempeng total koloni/g 1x107 9 Kapang dan khamir, maks. koloni/g 1x104 10 Mikroba patogen negatif Keterangan : 1) Uji Kadar Air Memberikan batasan maksimal (rentang) kandungan air di dalam ekstrak. Dilakukan dengan cara titrasi, destilasi, atau gravimetri. 2) Uji Kadar Abu Memberikan gambaran awal kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Uji dilakukan dengan cara bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan senyawa anorganik. 3) Uji Cemaran Logam Berat (timbal, arsen, tembaga) Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu melebihi nilai yang ditetapkan sehingga tidak berbehaya bagi kesehatan. Dilakukan dengan metode AAS atau metode lain yang lebih valid. 4) Uji Cemaran Mikroba (ALT, aflatoksin, kapang/khamir, mikroba pathogen) Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung mikroba pathogen dan tidak mengandung mikroba nonpatogen melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stebilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar